Pemilihan pimpinan dan Dewan Pengawas (Dewas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2024–2029 akhirnya tuntas. Kemarin, Komisi III DPR RI secara resmi memilih masing-masing lima nama untuk posisi pimpinan dan Dewas. Nama-nama tersebut langsung menyita perhatian publik karena latar belakang dan profil mereka yang sarat dengan pengalaman di bidang hukum dan pemberantasan korupsi.
Lima pimpinan KPK terpilih adalah Johanis Tanak, Fitroh Rohcahyanto, Ibnu Basuki Widodo, Agus Joko Pramono, dan Setyo Budiyanto yang juga didapuk sebagai Ketua KPK. Sedangkan lima anggota Dewas KPK adalah Gusrizal, Wisnu Baroto, Benny Jozua Mamoto, Chisca Mirawati, dan Sumpeno. Pengumuman ini sekaligus mengakhiri proses panjang fit and proper test yang diselenggarakan secara terbuka.
Namun, ada catatan menarik dari hasil pemilihan ini: tidak ada satu pun pimpinan KPK yang berasal dari latar belakang sipil. Ketua KPK terpilih, Setyo Budiyanto, merupakan seorang perwira tinggi polisi berpangkat Komisaris Jenderal (Komjen) yang saat ini menjabat sebagai Inspektur Jenderal di Kementerian Pertanian (Kementan). Sementara itu, Fitroh Rohcahyanto adalah mantan direktur penuntutan KPK, Ibnu Basuki Widodo adalah hakim Pengadilan Tinggi Manado, Johanis Tanak adalah Wakil Ketua KPK periode 2019–2024, dan Agus Joko Pramono sebelumnya menjabat Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) periode 2019–2023.
Ketua Komisi III DPR Habiburokhman menjelaskan bahwa pemilihan ini dilakukan melalui mekanisme suara masing-masing anggota DPR. “Nama-nama terpilih adalah pilihan individu anggota dewan. Kami tidak mengintervensi. Hasilnya bisa dilihat bersama,” ujar Habib saat ditemui awak media. Meski begitu, proses pemilihan yang relatif cepat tanpa dinamika berarti menimbulkan tanda tanya. “Semua berjalan terbuka. Waktu fit and proper test pun sudah kami tambah dari 60 menit menjadi 90 menit per calon. Kalau terlihat singkat, saya juga tidak tahu mengapa,” imbuhnya.
Tak hanya soal proses, absennya perempuan dalam komposisi pimpinan KPK juga menjadi sorotan. Habiburokhman berkilah bahwa hal ini murni berdasarkan hasil suara dan tidak ada pembatasan tertentu. “Itu hasil dari pilihan teman-teman,” ujarnya singkat.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman turut memberikan komentar atas terpilihnya Komjen Setyo Budiyanto sebagai Ketua KPK. “Kami di Kementan merasa bangga dan bahagia. Pak Setyo adalah sosok tegas yang membawa semangat antikorupsi selama di Kementan. Beliau berhasil melakukan bersih-bersih di instansi kami,” ujar Amran. Dia yakin kehadiran Setyo di KPK akan membawa perubahan besar dalam pemberantasan korupsi di Indonesia.
Seluruh nama yang telah dipilih ini dijadwalkan akan disahkan dalam rapat paripurna DPR pekan depan sebelum disampaikan kepada Presiden Prabowo Subianto untuk dilantik. Presiden sendiri dikabarkan telah menyiapkan arahan khusus untuk para pimpinan baru KPK dalam menghadapi tantangan pemberantasan korupsi ke depan.
Publik kini menaruh harapan besar pada formasi baru KPK ini. Dengan latar belakang yang kuat di bidang hukum, keuangan, dan pemerintahan, masyarakat berharap mereka dapat membawa gebrakan nyata dalam menuntaskan kasus-kasus besar yang selama ini menjadi pekerjaan rumah KPK. Pertanyaan besar pun muncul: “Mampukah tim baru ini menjawab tantangan korupsi yang semakin kompleks di Indonesia?” Hanya waktu yang akan menjawab.