Timnas Indonesia akan melakoni laga perdana Grup B Piala AFF 2024 melawan tuan rumah Myanmar di Thuwunna Stadium, Yangon, hari ini (9/12). Meski rata-rata usia pemain kedua tim terpaut jauh, 20,9 tahun untuk Indonesia dan 26,1 tahun untuk Myanmar, laga ini diprediksi berlangsung ketat. Perbedaan usia tidak menjadi indikator pasti kekuatan tim, seperti yang ditegaskan pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong (STY).
“Pemain muda kami telah mempersiapkan diri dengan sangat baik. Kami fokus pada organisasi permainan dan optimis bisa meraih kemenangan,” ujar STY dalam konferensi pers kemarin (8/12). Pelatih asal Korea Selatan ini membawa modal positif setelah timnas senior Indonesia menaklukkan Arab Saudi 2-0 di Jakarta dalam kualifikasi Piala Dunia 2026.
Kekuatan Pemain Muda Indonesia
STY dikenal gemar memberikan kesempatan kepada pemain muda. Salah satu bintang muda yang menjadi andalannya adalah Muhammad Ferarri, bek tengah dari Persija Jakarta. Bagi Ferarri, turnamen ini menjadi ajang pembuktian. “Ini kesempatan besar untuk menunjukkan potensi kami. Saya dan teman-teman akan memberikan yang terbaik,” ungkapnya.
Selain Ferarri, striker muda Rafael Struick juga menjadi perhatian. Struick telah menunjukkan performa gemilang bersama timnas senior, dan kehadirannya di lini depan menjadi ancaman bagi pertahanan Myanmar. Meski rata-rata usia tim lebih muda, STY yakin para pemainnya memiliki pengalaman dan semangat juang yang tinggi.
Sejarah dan Dominasi Indonesia
Sejarah mencatat bahwa Indonesia memiliki rekor positif melawan Myanmar. Dari total pertemuan sebelumnya, skuad Garuda sering kali keluar sebagai pemenang. Kepercayaan diri tim semakin besar setelah kemenangan atas Arab Saudi yang membuktikan kualitas permainan mereka.
Namun, STY menekankan bahwa Piala AFF 2024 bukan hanya soal kemenangan, tetapi juga proses pembelajaran bagi pemain muda. Turnamen ini menjadi persiapan untuk menghadapi SEA Games 2025. “Kami ingin mereka mendapatkan pengalaman dan terus berkembang,” tambahnya.
Myanmar Andalkan Dukungan Suporter
Di sisi lain, pelatih Myanmar, Myo Hlaing Win, menilai bahwa Indonesia adalah tim yang sulit dikalahkan. “Mereka punya lini depan yang sangat berbahaya. Tapi kami sudah menganalisis gaya permainan mereka dan menemukan celah yang bisa dimanfaatkan,” ujar Myo.
Dukungan penuh dari suporter di Thuwunna Stadium menjadi senjata tambahan bagi Myanmar. Myo percaya bahwa atmosfer kandang bisa memberikan energi positif bagi timnya. “Kami optimis bisa memulai turnamen ini dengan hasil yang baik,” tegasnya.
Pertarungan Dua Filosofi
Laga ini menjadi pertarungan dua filosofi permainan. Indonesia yang mengandalkan kecepatan dan semangat muda, melawan Myanmar yang bermain dengan kedewasaan dan pengalaman. Meski bertandang, skuad Garuda optimis bisa meraih hasil maksimal.
Dengan siaran langsung pukul 19.30 WIB di RCTI, semua mata akan tertuju pada bagaimana kedua tim ini membuktikan kualitasnya di lapangan. Apakah rata-rata usia yang terpaut 5,2 tahun benar-benar memengaruhi hasil pertandingan? Atau justru Indonesia mampu menegaskan dominasi dengan semangat mudanya? Jawabannya akan segera terungkap.