banner 728x250
Berita  

Dikbud NTB Digeledah, Kardus Rahasia dan Pejabat Kabid SMK Jadi Tersangka, Aroma Korupsi Rp 1,3 Miliar Terbongkar!

banner 120x600
banner 468x60

Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB mendadak jadi sorotan tajam setelah tim Unit Tindak Pidana Korupsi (Tipidkor) Satreskrim Polresta Mataram menggeledah tiga ruangan penting pada Jumat (13/12). Hasilnya? Empat kardus penuh dokumen diangkut polisi, diduga menjadi kunci dalam membongkar kasus korupsi proyek pendidikan bernilai miliaran rupiah.

Kehebohan ini bermula dari operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan dua hari sebelumnya, tepatnya Rabu sore (11/12). Dalam OTT itu, polisi mengamankan Kabid SMK Dikbud NTB, berinisial AM, yang kedapatan menerima uang tunai Rp 50 juta dari seorang supplier bahan bangunan. Uang itu diduga sebagai ‘uang pelicin’ untuk proyek pembangunan fasilitas di SMKN 3 Mataram yang bernilai total Rp 1,3 miliar.

banner 325x300

Dibalik Kardus-Kardus Misterius
Dalam penggeledahan kali ini, polisi menyisir tiga ruangan penting, yaitu ruangan Kabid SMK, ruangan PPK (Pejabat Pembuat Komitmen), dan ruangan staf Bidang SMK. Menurut Kanit Tipidkor Satreskrim Polresta Mataram, Iptu I Komang Wilandra, dokumen-dokumen yang disita terkait dengan termin pembayaran, kontrak proyek, hingga administrasi lain yang mencurigakan.

“Kami fokus pada surat-surat yang mendukung bukti dugaan praktik korupsi ini,” ujar Wilandra. Namun, polisi belum merinci detail isi kardus tersebut.

Proyek Pendidikan atau Ladang Korupsi?
Proyek yang menjadi sumber masalah ini meliputi pembangunan toilet, ruang laboratorium, dan ruang kelas baru (RKB) di SMKN 3 Mataram. Dana proyek bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) 2024 senilai Rp 1,3 miliar. Sayangnya, alokasi anggaran untuk mencerdaskan generasi muda ini malah diduga dimanfaatkan untuk memperkaya diri oleh oknum pejabat.

Menurut keterangan polisi, AM meminta supplier memberikan ‘uang administrasi’ senilai 5-10 persen dari nilai proyek. Bila tidak, pencairan dana proyek akan dipersulit. Modus seperti ini dianggap sudah menjadi rahasia umum di kalangan kontraktor.

Barang Bukti Mewah
OTT yang dilakukan polisi tidak hanya menghasilkan uang tunai Rp 50 juta, tetapi juga barang bukti berupa dua unit iPhone (seri 11 dan 15), amplop cokelat bertuliskan PT UPM, hingga plastik merah yang digunakan untuk menyimpan uang tersebut.

“Ada stempel dan tulisan ‘biaya administrasi’ yang mempertegas modus operandi pelaku,” ungkap Kasatreskrim Polresta Mataram, AKP Regi Halili.

Nama-Nama Besar di Ambang Pemeriksaan
Tak berhenti di AM, polisi juga menjadwalkan pemeriksaan terhadap Kepala Dikbud NTB, Aidy Furqon, serta PPK terkait proyek ini. “Kami masih mendalami keterlibatan pihak lain, termasuk pejabat tinggi di Dikbud,” tegas Wilandra.

Netizen Heboh, Dikbud NTB Diserbu Kritikan
Kasus ini langsung menyedot perhatian publik. Media sosial diramaikan dengan kritik pedas dan meme-meme satir yang menggambarkan ironi di dunia pendidikan. “Dana pendidikan kok jadi dana pribadi,” tulis salah satu netizen di Twitter.

Harapan Publik: Jangan Cuma Sampai Kabid!
Publik berharap kasus ini tidak berhenti di meja AM. Banyak yang menyoroti perlunya investigasi menyeluruh untuk memastikan tidak ada ‘kepala besar’ yang lolos dari jerat hukum.

Dunia pendidikan NTB, yang seharusnya menjadi mercusuar ilmu, kini justru diselimuti kabut kelam korupsi. Semoga kasus ini menjadi pintu pembuka bagi transparansi anggaran di bidang pendidikan. Apakah ini awal dari bersih-bersih besar-besaran? Kita tunggu babak selanjutnya.

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *