Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru), kawasan Cakranegara mendadak panas. Bukan karena pesta kembang api lebih awal, melainkan karena aksi heroik Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Mataram yang menyisir kos-kosan dan guest house di Minggu pagi (15/12). Tak tanggung-tanggung, operasi ini digawangi langsung oleh Kepala BNN Kota Mataram, Kombespol Yuanita Amelia Sari, yang menggandeng Kapolsek Sandubaya, Camat Cakranegara, dan Danramil setempat, bersama pasukan gabungan berjumlah 40 orang
Deteksi Dini, Gedor Pagi-Pagi
Suasana pagi di Cakranegara berubah dramatis saat petugas mulai mengetuk (atau lebih tepatnya mengetuk keras) pintu-pintu kos dan guest house. Langkah ini disebut sebagai “deteksi dini” untuk memastikan kawasan Cakranegara bersih dari ancaman narkotika selama libur akhir tahun. Tak hanya mengetuk, para penghuni yang dicurigai langsung diminta menjalani tes urine di tempat.
“Kegiatan ini adalah upaya preventif dan penegakan hukum dalam pemberantasan narkotika di wilayah kami,” tegas Yuanita. Ia menambahkan bahwa operasi ini tidak hanya menyasar penghuni kos, tetapi juga para tamu di guest house yang sering dianggap tempat ‘aman’ untuk aktivitas terlarang.
Dua Positif Narkoba: Mahasiswa dan Pemandu Lagu Jadi Sorotan
Dari hasil penyisiran di tiga titik utama, tim menemukan dua penghuni positif mengonsumsi narkotika. Keduanya diamankan untuk pemeriksaan lebih lanjut di Kantor BNN Kota Mataram.
Yang pertama adalah MK, seorang mahasiswa dari salah satu universitas ternama di Kota Mataram yang berasal dari Lombok Tengah. Ironisnya, masa depan yang seharusnya cerah kini terancam suram karena keputusan salah. Yang kedua adalah L, seorang perempuan asal Jawa Barat yang berprofesi sebagai pemandu lagu di sebuah kafe kawasan Cakranegara.
Kos dan Guest House Jadi ‘Sarang’ Baru?
Operasi ini sekaligus menjadi tamparan keras bagi para pemilik kos dan guest house di kawasan Cakranegara. Kepala BNN dan jajaran petugas mendesak pemilik properti untuk menerapkan aturan lebih ketat, seperti wajib lapor tamu dan penghuni serta menghindari pelanggaran hukum. “Kami ingin menutup celah sekecil apa pun yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku penyalahgunaan narkoba,” ujar Yuanita.
Warga Dukung, Tapi Banyak yang Kaget
Meski banyak yang mengapresiasi langkah BNN, tak sedikit yang kaget. “Kami nggak nyangka tetangga kos sebelah yang kelihatan biasa-biasa saja ternyata terlibat narkoba,” ujar seorang penghuni kos yang enggan disebutkan namanya. Beberapa pemilik kos juga mengaku siap memperketat aturan, meskipun khawatir kehilangan penyewa.
Langkah Tegas Jelang Nataru
Operasi ini diharapkan menjadi efek jera bagi pelaku penyalahgunaan narkoba di wilayah Mataram. Yuanita menegaskan, BNN akan terus menggencarkan operasi serupa di lokasi-lokasi rawan lain. “Kami ingin masyarakat menikmati libur akhir tahun dengan aman tanpa ancaman narkoba,” katanya.
Sementara itu, warga berharap pemerintah terus memberikan dukungan pada program rehabilitasi agar mereka yang terjerat bisa kembali ke jalan yang benar. “Penting untuk menghukum, tapi juga membina,” ujar seorang tokoh masyarakat setempat.
Dari Kos-Kosan ke Kamar Penjara
Untuk MK dan L, pagi itu menjadi awal dari perjalanan menuju ruang tahanan. Dari kamar kos dan guest house yang nyaman, kini mereka harus berhadapan dengan proses hukum yang tak kenal ampun. Narkoba mungkin terlihat seperti jalan pintas menuju kebahagiaan sementara, tapi seperti yang sering terjadi, itu adalah jalan buntu yang berakhir di tempat yang tak diinginkan.
Operasi BNN Kota Mataram ini menjadi pengingat bagi kita semua: narkoba bukan hanya urusan individu, tetapi masalah bersama yang memerlukan sinergi dan tindakan nyata. Dan bagi mereka yang masih mencoba bermain api, ingatlah, BNN tidak pernah tidur, apalagi di masa Nataru. Stay clean, stay safe!