Mataram gempar! Festival kuliner bertajuk ‘Ragi Genep’ yang digelar oleh Dinas Pariwisata Kota Mataram sukses menjadi perbincangan hangat. Bertempat di Teras Udayana pada Jumat (13/12) dan Sabtu (14/12), acara ini benar-benar menjadi pesta penutup tahun yang menggoyang lidah dan hati para pengunjung.
Sate Rembiga, Nasi Selak Sekarbela, hingga Sop Kambing Sumbawa menyatu dalam harmoni rasa yang memukau. Selama dua hari, lebih dari 6.000 pengunjung tumpah ruah menikmati sajian kuliner khas Lombok dan Nusantara. Bahkan, beberapa pedagang mengaku kewalahan melayani pembeli. “Ini gila sih, ramai banget! Dagangan ludes sebelum waktunya,” ujar salah satu pedagang dengan wajah berbinar.
Kuliner Lokal yang Bikin Bangga
Kepala Dinas Pariwisata Kota Mataram, Cahya Samudra, menyebutkan bahwa acara ini tak hanya sekadar ajang cicip-mencicip, tetapi juga upaya serius untuk memperkenalkan kekayaan kuliner lokal. “Kami ingin Kota Mataram harum dari sisi kulinernya. Alhamdulillah, pesertanya banyak, masyarakat antusias, dan ekonomi kreatif semakin hidup,” katanya penuh semangat.
Tak tanggung-tanggung, 34 pelaku usaha kuliner lokal berpartisipasi, membawa berbagai menu legendaris seperti Nasi Pagutan dan Nasi Olah-olah, hingga masakan dari luar NTB seperti Sop Kambing Sumbawa. “Ini bukan hanya soal jualan, tapi soal silaturahmi antar pelaku usaha,” tambah Cahya. Bahkan, para pedagang saling mencicipi dagangan masing-masing, menciptakan momen unik yang jarang terjadi.
Omzet Fantastis, Kota Mataram Makin Menggoda
Jika Anda berpikir ini sekadar festival biasa, Anda salah besar! Dalam dua hari, total pengunjung diperkirakan menghasilkan transaksi miliaran rupiah. Dengan asumsi rata-rata pengunjung membelanjakan Rp100 ribu, omzet dari Festival Ragi Genep jelas bukan angka kecil. “Ini bukti bahwa kuliner bisa menjadi motor penggerak ekonomi kreatif,” ujar Cahya.
Bahkan Sekda Kota Mataram, Lalu Alwan Basri, menyebutkan bahwa acara ini mendapat banyak laporan positif dari asosiasi pariwisata. “Mereka meminta durasi festival diperpanjang menjadi seminggu tahun depan. Saya rasa ini ide yang sangat menarik,” ungkapnya.
Festival Dua Hari yang Terasa Kurang
Antusiasme masyarakat begitu tinggi hingga dua hari terasa terlalu singkat. Banyak pengunjung yang berharap acara seperti ini menjadi agenda tahunan. “Kenapa nggak seminggu aja? Biar kita puas kulineran,” celetuk seorang pengunjung yang rela antre panjang untuk mencicipi Nasi Ebatan.
Sebagai hiburan, band-band lokal turut memeriahkan suasana. Musik yang mengalun riang membuat acara terasa lebih hidup, sementara aroma sate dan gulai terus menggoda di udara. “Paket komplit, makan enak, hiburan oke, tempatnya juga strategis,” komentar seorang pengunjung lainnya.
Menuju Festival Nusantara
Ke depan, Dinas Pariwisata Kota Mataram berencana memperluas cakupan festival ini. “Kuliner dari luar Lombok akan diperbanyak. Kita ingin memperkenalkan makanan khas Nusantara, bukan hanya kuliner lokal,” kata Sekda Lalu Alwan Basri. Dengan pengunjung yang datang dari berbagai daerah, ini menjadi langkah strategis untuk menjadikan Mataram sebagai destinasi kuliner unggulan.
Akhir yang Manis, Awal yang Penuh Harapan
Festival Ragi Genep 2024 tidak hanya menjadi penutup yang manis bagi Dinas Pariwisata Kota Mataram, tetapi juga menjadi simbol optimisme untuk tahun depan. Dengan konsep yang terus berkembang, siapa tahu, tahun depan acara ini bisa menjadi festival kuliner terbesar di Indonesia.
Jadi, sudah siap menyambut Ragi Genep 2025? Jangan lupa kosongkan perut, siapkan dompet, dan pastikan Anda datang lebih awal. Karena di sini, bukan hanya kuliner yang ditawarkan, tetapi juga pengalaman yang tak terlupakan. Sampai jumpa tahun depan di surga kuliner Kota Mataram!