Menyibak Komposisi Penduduk NTB: Era Dominasi Gen Z dan Milenial
Hasil Sensus Penduduk 2020 memaparkan peta generasi yang memegang kendali di Provinsi NTB. Generasi Z, atau mereka yang lahir antara 1997-2012, mendominasi dengan persentase 28,62%. Tepat di belakang mereka, Generasi Y alias milenial, mengisi 27,24%. Disusul Gen X (20,98%), Post Gen Z atau Gen Alfa (12,09%), Baby Boomer (8,65%), dan Pre Boomer (1,43%). Melihat angka ini, NTB secara demografi sedang ditopang oleh generasi muda yang tangkas, adaptif, dan penuh kreativitas.
Namun, angka-angka ini tak hanya menunjukkan dominasi jumlah, tetapi juga memproyeksikan motor pembangunan masa depan. Gen Z dan kawan-kawan muda mereka bakal menjadi pemain utama dalam menggerakkan ekonomi berbasis digital, inovasi, hingga sosial budaya. Tapi, apakah mereka benar-benar siap menjadi pahlawan pembangunan NTB?
Gen Z: Digital Native yang Tak Bisa Lepas dari Gadget
Gen Z dikenal sebagai “generasi jempol”—hidup mereka sangat terkait dengan teknologi. Mereka mahir mengoperasikan segala bentuk gawai, dari smartphone hingga perangkat IoT. Ironisnya, teknologi juga menjadi candu yang tak terelakkan. Banyak dari mereka tenggelam dalam dunia maya hingga lupa daratan, dengan waktu layar yang melebihi 8 jam sehari.
Tapi jangan salah, di balik candu ini ada potensi besar. Dengan konektivitas global, Gen Z mampu menciptakan jejaring di berbagai belahan dunia. Mereka adalah generasi yang tahu bagaimana memanfaatkan TikTok untuk bisnis, Instagram untuk pemasaran, hingga YouTube untuk mencetak uang.
Kreativitas vs Komitmen: Dilema Gen Z di Dunia Nyata
Generasi ini memang kreatif, adaptif, dan terbuka terhadap perubahan. Tapi, seperti dua sisi mata uang, mereka juga menghadapi tantangan besar, terutama dalam hal komitmen. Pekerjaan rutin sering dianggap membosankan, dan mereka lebih memilih karier yang “bermakna” meski kadang tak stabil. Belum lagi, kesehatan mental mereka jadi isu yang tak bisa diabaikan—angka kecemasan dan depresi melonjak di kalangan Gen Z.
Jadi, apakah mereka siap menghadapi dunia kerja yang keras? Atau, justru lebih tertarik mengubah dunia melalui jalan yang tak biasa?
Ekonomi Digital dan AI: Lahan Subur Bagi Gen Z
Ekonomi masa depan NTB tak lagi bertumpu pada sumber daya alam semata. Dengan Gen Z sebagai pemain utama, NTB memiliki peluang untuk melesat di bidang ekonomi digital dan kecerdasan buatan. Startup berbasis teknologi bisa menjadi solusi bagi pengangguran, sementara pemasaran digital membuka pintu ekspor bagi produk lokal seperti mutiara, kain tenun, hingga pariwisata.
Namun, di sinilah peran pemerintah dan stakeholders menjadi krusial. Tanpa pendidikan yang memadai, potensi ini hanya akan menjadi angan-angan. Beasiswa, pelatihan digital, dan dukungan CSR bisa menjadi katalisator perubahan.
Budaya Digital: Berkah atau Kutukan?
Terhubung secara global memang membawa berkah, tapi juga tantangan besar. Paparan informasi yang tak terfilter, berita palsu, hingga budaya konsumerisme adalah ancaman nyata bagi Gen Z. Di sinilah pentingnya pendampingan dari keluarga dan komunitas untuk menjaga agar mereka tetap berada di jalan yang positif.
Misalnya, memperkenalkan nilai-nilai agama yang lebih mendalam atau mendampingi mereka dalam menggunakan teknologi secara bijak. Jangan biarkan mereka menjadi generasi yang “meledak” di tengah tekanan sosial dan digital.
Kesimpulan: Gen Z, Harapan yang Harus Dijaga
Gen Z adalah masa depan NTB. Dengan karakteristik mereka yang inovatif, kreatif, dan global, mereka mampu membawa provinsi ini ke era baru yang lebih maju. Tapi, potensi ini harus diimbangi dengan perhatian serius terhadap kesehatan mental, pendidikan, dan nilai-nilai kebangsaan.
Mari kita kawal generasi ini agar tetap di jalur yang benar. Jangan biarkan mereka hanyut dalam dunia maya, tapi jadikan mereka agen perubahan nyata. Karena masa depan NTB ada di tangan mereka—si generasi jempol yang bisa mengguncang dunia!
