Gelapnya malam di Batukliang, Lombok Tengah, mendadak memanas ketika tim Kejaksaan Tinggi (Kejati) NTB mengepung sebuah rumah pada Senin malam (16/12). Tak lama, seorang pria yang dikenal sebagai mantan anggota DPRD Loteng periode 2019-2024, MSM, keluar dengan tangan terborgol. Kasusnya? Dugaan korupsi dalam program Kredit Usaha Rakyat (KUR) sapi tahun 2021-2022 di BSI Cabang Majapahit, Mataram.
“Iya, malam ini salah satu tersangka kita amankan. Inisialnya MSM,” ujar Kepala Seksi Penyidikan Pidana Khusus (Kasidik Pidsus) Kejati NTB, Hendar. Penangkapan ini menjadi klimaks dari serangkaian pemanggilan yang tak pernah digubris oleh MSM.
Borgol dan Drama Penangkapan
MSM, yang sebelumnya dikenal sebagai politisi dari Fraksi PKS, terpaksa dijemput paksa di kediamannya. Ia tiba di Kejaksaan Negeri Mataram sekitar pukul 23.55 Wita. Dengan wajah datar, ia dikawal ketat oleh jaksa. Namun, ketegangan terlihat dari sorot matanya saat beberapa warga sekitar menyaksikan penangkapannya.
“Sudah dipanggil secara pantas oleh penyidik, tapi mangkir terus,” tegas Hendar. Langkah ini diambil setelah penyidik merasa tidak ada itikad baik dari tersangka untuk memenuhi panggilan hukum.
Dari DPR ke Jeruji Besi?
Kasus ini bermula dari perannya sebagai offtaker dalam penyaluran KUR sapi. MSM ditugaskan menyediakan bibit sapi untuk masyarakat, sekaligus membeli kembali sapi-sapi tersebut setelah berkembang biak. Namun, alih-alih membantu peternak, ia diduga memanfaatkan program ini untuk keuntungan pribadi. “Tersangka mengambil peran yang vital, tetapi malah menjadi pintu masuk dugaan korupsi,” tambah Hendar.
Program KUR sapi yang digadang-gadang menjadi solusi ekonomi peternak kecil justru berbalik arah. Kerugian negara yang ditimbulkan akibat ulah MSM kini sedang dihitung oleh pihak penyidik.
Netizen Riuh, Warga Geram
Kabar penangkapan MSM langsung menjadi buah bibir di berbagai platform media sosial. Banyak yang mempertanyakan integritas politisi di balik program yang mestinya pro-rakyat ini. “KUR sapi malah buat bancakan? Ini sih gak main-main,” tulis seorang pengguna Facebook.
Sementara itu, beberapa warga Lombok Tengah yang menerima bantuan program ini mengaku kecewa. “Dulu bilangnya bantu peternak, tapi malah banyak masalah. Kami jadi korban,” ujar seorang peternak yang enggan disebutkan namanya.
Langkah Tegas Kejati NTB
Kejati NTB berjanji akan mengusut kasus ini hingga tuntas. Penangkapan MSM adalah langkah awal dari potensi pengungkapan jaringan korupsi yang lebih luas. “Ini bukan kasus individu. Kita sedang telusuri siapa saja yang terlibat,” kata Hendar.
Kini, MSM mendekam di Kejari Mataram untuk pemeriksaan lebih lanjut. Jika terbukti bersalah, ia tidak hanya menghadapi hukuman pidana, tetapi juga potensi pengembalian kerugian negara yang nilainya diperkirakan mencapai miliaran rupiah.
Catatan Akhir: Drama Politik atau Karma Sapi?
Kasus MSM menjadi pengingat bahwa program yang dirancang untuk masyarakat harus diawasi ketat. Ketika pemimpin tidak lagi amanah, rakyatlah yang menjadi korban pertama. Apakah ini akhir karir politik MSM, atau ada babak baru yang akan terungkap dari kasus ini? Satu hal yang pasti, masyarakat NTB menanti keadilan ditegakkan, meski harus melalui drama penuh liku seperti ini.