Intensitas hujan yang mengguyur Lombok Tengah belakangan ini membawa ancaman yang tak disangka-sangka: invasi ular yang mulai meresahkan warga. Seolah berkelana dari sarangnya yang lembab, ular-ular ini menyapa manusia bukan dengan damai, melainkan dengan taring berbisa. Akibatnya, kasus gigitan ular melonjak drastis. Bahkan, stok sabu—sebutan untuk serum antibisa ular atau snake venom antiserum—di RSUD Praya sudah habis tak tersisa.
Direktur RSUD Praya, dr Mamang Bagiansah, mengonfirmasi kondisi darurat ini. Menurutnya, gigitan ular biasanya jarang terjadi, namun sekarang rumah sakit mendadak ramai menerima pasien dengan luka bekas gigitan ular. “Biasanya, kasus gigitan ular ini nihil. Tapi sejak musim hujan, kasusnya naik cukup signifikan. Bahkan, stok sabu (serum antibisa ular) sudah habis. Kami koordinasi dengan Dinas Kesehatan hingga ke distributor, tapi stok memang kosong,” ungkap dr Mamang pada Senin (16/12).
Ular Berkeliaran, Rumah Sakit Kewalahan
Musim hujan memang membawa dampak yang tidak main-main. Selain banjir dan penyakit pancaroba seperti demam berdarah atau diare, kali ini warga juga harus waspada terhadap pergerakan hewan melata yang keluar dari habitatnya. Ular cenderung mencari tempat hangat dan kering saat musim hujan, dan itu seringkali mengarahkan mereka ke permukiman penduduk, gudang, bahkan ke dalam rumah.
“Biasanya ular-ular keluar di sekitar tumpukan sampah, semak-semak yang tak terawat, atau area genangan air. Masyarakat perlu hati-hati. Jangan sampai lengah, karena bisa ular mematikan kalau terlambat ditangani,” kata dr Mamang.
Serum Antibisa Habis: Darurat Nyawa Warga!
Mirisnya, ketika kasus gigitan ular meningkat, stok serum antibisa yang menjadi senjata utama melawan bisa ular malah habis. Kelangkaan ini tak hanya terjadi di RSUD Praya, melainkan merata hingga ke tingkat distributor. “Kami berusaha mencari serum ke mana-mana, tapi stok habis di semua level. Ini bukan hanya masalah RSUD Praya saja, tapi ini krisis medis yang cukup serius,” tambahnya.
Tips ‘Aman dari Gigitan Ular’: Jangan Sampai Lengah!
Demi mencegah meningkatnya korban gigitan ular, dr Mamang mengimbau masyarakat untuk lebih waspada dan memperhatikan kebersihan lingkungan. Berikut beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan:
Bersihkan semak-semak dan sampah di sekitar rumah.
Hindari air tergenang yang menjadi habitat ular mencari mangsa.
Gunakan senter saat berjalan di malam hari.
Hindari tempat lembab dan gelap tanpa penerangan.
Jaga kebersihan rumah, terutama gudang atau area penyimpanan barang.
Ancaman Ganda: Ular dan Penyakit Pancaroba
Lebih lanjut, dr Mamang menegaskan bahwa ancaman musim hujan tidak hanya datang dari ular. Berbagai penyakit seperti demam berdarah, diare, dan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) juga mengintai. “Selain ular, penyakit lain akibat pancaroba juga harus diwaspadai. Kami selalu mengingatkan masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dan meningkatkan daya tahan tubuh,” imbuhnya.
Pihak RSUD Praya sudah membentuk tim khusus untuk memberikan edukasi kepada masyarakat terkait bahaya musim hujan. Sosialisasi tentang sanitasi lingkungan, bahaya ular, dan pencegahan penyakit pancaroba akan terus digencarkan.
Reaksi Warga: “Ular Sudah Masuk Rumah!”
Beberapa warga Lombok Tengah bahkan mengaku mulai resah. Misalnya, Siti Rahma, warga Desa Batunyala, menceritakan bahwa ia nyaris dipatuk ular di belakang rumahnya. “Saya kaget banget. Tiba-tiba ular keluar dari dekat tumpukan sampah. Untung saja saya melihat lebih dulu,” ujarnya. Kasus serupa juga dialami oleh beberapa warga lainnya yang bahkan menemukan ular masuk ke dalam kamar mereka.
Kesimpulan: Alarm Waspada Gigitan Ular
Melonjaknya kasus gigitan ular di Lombok Tengah bukan hal sepele. Habisnya stok serum antibisa ular memperburuk situasi. Pemerintah dan dinas terkait perlu bergerak cepat untuk memastikan ketersediaan ‘sabu’ penangkal bisa ular agar nyawa warga bisa diselamatkan.
Untuk masyarakat, waspada adalah kunci. Jangan biarkan ular menjadi ‘tamu tak diundang’ yang membawa petaka. Bersihkan lingkungan, jaga kebersihan rumah, dan tetap waspada! Hujan boleh deras, tapi keselamatan tetap nomor satu. Jangan sampai kita kalah oleh ular di musim hujan ini.
Berita ini menjadi pengingat bahwa musim hujan bukan hanya tentang genangan air, tapi juga ular yang siap ‘menggigit’ kapan saja!