Jelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru), satu fakta mencengangkan terkuak. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Mataram menggempur puluhan distributor pangan di wilayah NTB melalui inspeksi mendadak yang mengejutkan. Hasilnya? Ratusan barang kedaluwarsa dan tanpa izin edar dengan nilai mencapai Rp 4.559.800 ditemukan mengendap di rak-rak distribusi.
Dalam konferensi pers yang penuh dengan keprihatinan, Kepala BBPOM Mataram, Yosef Dwi Irwan, menyebutkan bahwa operasi ini merupakan bagian dari intensifikasi pengawasan pangan demi memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat. “Kami melakukan pengawasan tidak hanya saat hari besar keagamaan, tapi pada momen-momen seperti ini intensitasnya kami tingkatkan,” ujar Yosef.
Sidak Menelanjangi Fakta Kelam Distribusi Pangan
Dari total 60 sarana distribusi yang diperiksa, 10 persen di antaranya ditemukan melanggar aturan. Temuan mencakup 201 barang kedaluwarsa, 93 barang tanpa izin edar, dan 18 barang rusak. Bayangkan, makanan yang seharusnya menyambut kebahagiaan Nataru justru bisa membahayakan kesehatan!
“Produk-produk ini dimusnahkan langsung oleh pemilik, disaksikan oleh petugas kami. Pemilik juga diminta membuat surat pernyataan untuk tidak mengulanginya,” tegas Yosef. Meski 90 persen sarana distribusi patuh, masih ada 10 persen yang seolah tak peduli dengan keselamatan konsumen.
Kenapa Harus Waspada?
Pangan kedaluwarsa tidak hanya merugikan secara ekonomi, tetapi juga berisiko menimbulkan gangguan kesehatan serius. Di sisi lain, produk tanpa izin edar berpotensi mengandung bahan yang tidak sesuai standar, bahkan membahayakan nyawa konsumen.
Yosef memberikan panduan sederhana untuk menjadi konsumen cerdas dengan slogan Cek KLIK:
Cek Kemasan: Pastikan tidak ada kerusakan.
Cek Label: Baca informasi produk dengan saksama.
Cek Izin Edar: Pastikan terdaftar di Badan POM.
Cek Kedaluwarsa: Jangan abaikan tanggal penting ini.
Perang Melawan Pangan Berbahaya
Inspeksi ini tidak dilakukan BBPOM sendirian. Operasi kolaboratif ini melibatkan Dinas Kesehatan, Dinas Perdagangan, hingga Pramuka melalui SAKA POM. “Kami ingin memastikan konsumen bisa menikmati Nataru dengan rasa aman tanpa khawatir dengan apa yang mereka konsumsi,” kata Yosef.
BBPOM berjanji untuk terus menjaga keamanan pangan, tak hanya saat Nataru, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. “Kami mengimbau masyarakat untuk menggunakan aplikasi BPOM Mobile agar bisa memeriksa legalitas produk secara mandiri,” sambungnya.
Jangan Diam, Warga Harus Bersuara!
Bukan hanya tugas pemerintah, masyarakat juga punya peran penting dalam memberantas pangan berbahaya. Lapor segera jika menemukan produk mencurigakan di sekitar Anda. “Jadilah konsumen yang cerdas, jangan sampai terjebak oleh harga murah tapi membahayakan,” pungkas Yosef.
Pangan untuk Nataru harus menjadi simbol kebahagiaan, bukan ancaman. Jadi, yuk, waspada dan saling peduli!