Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru), Pelabuhan Lembar di Lombok Barat mendadak jadi pusat perhatian. Trafik penumpang melonjak tajam, mencapai angka fantastis 33,13 persen atau setara 2,3 juta penumpang secara nasional. Angka ini cukup untuk membuat pelabuhan-pelabuhan besar di Indonesia bersiap menghadapi “tsunami manusia”
Namun, jangan khawatir! Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan RI, Dr Capt Antoni Arif Priadi, M.Sc, memastikan semua terkendali. Dalam Kampanye Keselamatan Pelayaran yang digelar di Pelabuhan Lembar pada Rabu (18/12), ia menegaskan bahwa keselamatan menjadi prioritas utama. Bahkan, targetnya sangat jelas: zero accident.
“Kami tidak hanya fokus pada perayaan Nataru, tapi memastikan pelayanan pelayaran berlangsung aman, nyaman, dan berkualitas sepanjang waktu,” ujar Antoni dengan penuh semangat.
Simulasi Dramatis: Penumpang “Dijatuhkan” ke Laut
Acara ini bukan sekadar seremoni biasa. Berbagai simulasi dramatis dilakukan, mulai dari kebakaran kapal hingga evakuasi penumpang yang jatuh ke laut. Kru kapal dan operator diuji kemampuannya menghadapi skenario darurat. Ini seperti adegan film aksi, tetapi dengan misi menyelamatkan nyawa nyata.
Tidak tanggung-tanggung, simulasi melibatkan TNI, Polri, BMKG, SAR, Jasa Raharja, Dishub, dan berbagai instansi lain. “Ini bukan soal pamer, tapi upaya kolektif untuk membangun budaya keselamatan,” kata Khoiri Soetomo, Direktur Utama PT Dharma Lautan Utama (DLU), operator kapal yang terlibat dalam kampanye tersebut.
Lombok, Magnet Wisata dan Titik Sentral Pelayaran
Lombok yang terkenal sebagai destinasi wisata strategis menjadi alasan utama Pelabuhan Lembar dipilih sebagai lokasi kampanye. “Semua mata tertuju ke sini. Keselamatan pelayaran adalah harga mati,” tambah Khoiri.
Tidak main-main, sebanyak 435 kapal disiapkan secara nasional, termasuk dua kapal DLU di Pelabuhan Lembar dengan kapasitas masing-masing 1.200 penumpang. Dari data tersebut, Pelabuhan Lembar diprediksi menjadi salah satu yang tersibuk di Indonesia selama Nataru.
Transportasi Laut Siap Tempur
Menghadapi lonjakan trafik penumpang, Kemenhub menginstruksikan setiap pelabuhan untuk membangun posko khusus. Pelabuhan Lembar juga mempersiapkan terminal penumpang kelas premium yang mampu memberikan pelayanan cepat dan nyaman.
“Kelayakan kapal menjadi perhatian utama. Setiap kapal wajib memiliki sertifikasi keselamatan dan menjalani perawatan rutin. Kru kapal juga harus melewati pelatihan berkala,” ujar Antoni.
Budaya Keselamatan: Bukan Sekadar Kampanye
Kampanye ini bukan hanya untuk memenuhi syarat administratif, tetapi membangun budaya keselamatan yang berkelanjutan. Khoiri menekankan pentingnya kolaborasi antara operator kapal, otoritas pelabuhan, dan pemerintah daerah. “Keselamatan bukan sekadar standar, tapi fondasi peradaban bangsa,” katanya tegas.
Kapan Kita Bisa Tenang?
Bagi masyarakat, pesan ini sangat jelas: perayaan Nataru kali ini bukan hanya tentang pesta dan perjalanan, tetapi soal menjaga keselamatan. Edukasi kepada penumpang tentang pentingnya mematuhi aturan keselamatan juga menjadi bagian dari kampanye.
Dengan semua langkah ini, Pelabuhan Lembar tidak hanya bersiap menyambut lonjakan penumpang tetapi juga menjadi teladan nasional. Jadi, selamat datang di era baru transportasi laut: aman, nyaman, dan tak tertandingi!
“Jika keselamatan adalah budaya, maka pelayaran kita adalah seni yang indah,” tutup Antoni, menggambarkan visi besar untuk transportasi laut Indonesia.