Suasana di Pelabuhan Lembar diprediksi memanas menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru). Prediksi peningkatan arus penumpang sebesar tiga persen, setara dengan 700-800 penumpang per hari, menjadi sorotan utama. Namun, apakah angka ini benar-benar cukup untuk menggambarkan gelombang manusia yang akan memenuhi pelabuhan?
General Manager ASDP Cabang Lembar, Agus Djoko Triyanto, sudah memperingatkan timnya untuk siaga penuh, terutama dari H-7 hingga H+5 Nataru. “Kenaikan ini kami prediksi dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya,” ujarnya santai, meski sebetulnya sedang mempersiapkan antisipasi besar-besaran jika lonjakan penumpang justru melampaui ekspektasi.
Seperti deja vu dari event MotoGP Mandalika September lalu, ketika prediksi awal hanya lima persen, namun realitas menunjukkan kenaikan delapan persen. “Kami sudah belajar dari kejadian itu, jadi kali ini kami siaga penuh,” tambah Djoko dengan nada optimistis.
21 Armada Siap Tempur
Sebagai tulang punggung transportasi laut di NTB, Pelabuhan Lembar telah menyiapkan 21 armada kapal yang siaga melayani penumpang. Dari sisi operasional, sejauh ini cuaca diperkirakan kondusif, tanpa gangguan gelombang besar atau badai yang kerap menjadi momok pelayaran.
“Kami akan melayani perjalanan penumpang dengan maksimal, termasuk memastikan tidak ada kenaikan harga tiket untuk tujuan seperti Padang Bai hingga Jangkar,” jelas Djoko. Ini kabar baik bagi para penumpang, meski tetap ada tantangan mengantisipasi lonjakan mendadak.
Realitas Transportasi Laut: Fakta yang Tak Bisa Dielak
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) NTB per Oktober 2024, ada penurunan signifikan dalam jumlah penumpang laut dibandingkan bulan sebelumnya—19,40 persen untuk kedatangan dan 17,17 persen untuk keberangkatan. Namun, momen Nataru selalu menjadi pengecualian.
Di sisi lain, jumlah barang yang dibongkar dan dimuat juga mengalami penurunan drastis, hingga 23,39 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Ini menjadi indikasi bahwa tekanan akan beralih ke arus penumpang, terutama selama musim liburan.
Lebih dari Sekadar Angka
Jika hanya mengandalkan angka, prediksi tiga persen terlihat kecil. Namun, pengalaman mengajarkan bahwa Nataru adalah momen yang tak terduga. “Kami siapkan skenario untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan, termasuk lonjakan yang jauh lebih tinggi,” kata Djoko.
Bagi masyarakat, Pelabuhan Lembar adalah denyut nadi yang menghubungkan Lombok dengan Bali dan wilayah lainnya. Setiap penundaan atau gangguan operasional akan berdampak besar pada aktivitas ekonomi dan sosial.
Siapkah Kita?
Prediksi memang memberi gambaran, tapi realitas di lapangan sering kali berbicara lain. Dengan segala persiapan ASDP, pertanyaannya tetap sama: apakah kita benar-benar siap menghadapi arus besar yang kerap kali datang tanpa aba-aba?
Seperti halnya gelombang laut, Nataru di Pelabuhan Lembar adalah misteri yang hanya bisa dijawab oleh waktu. Jadi, apakah Anda siap menjadi bagian dari cerita besar ini? Tetap pantau perkembangan di lapangan, dan mari berharap semua berjalan lancar di tengah hiruk-pikuk liburan akhir tahun ini!