Momen libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) selalu menjadi “musim panen” bagi pelaku wisata. Tahun ini, Kepala Dinas Pariwisata Kota Mataram, Cahya Samudra, memprediksi ledakan kunjungan wisatawan akan menjadi angin segar bagi perekonomian lokal. Bukan hanya wisatawan lokal, tetapi juga dari luar daerah hingga mancanegara, yang diperkirakan akan membanjiri spot-spot wisata di Mataram dan sekitarnya.
“Wisata Kita Siap ‘Penuh Sesak’!”
Cahya dengan percaya diri menyebut bahwa tren libur panjang ini adalah momen emas bagi sektor pariwisata. “Kami optimis selain spot wisata yang mengalami peningkatan kunjungan, tempat penginapan seperti hotel juga bakal cuan besar. Harapan kita, okupansi hotel mencapai 80-90 persen,” ungkapnya dalam konferensi pers kemarin (20/12).
Hotel-hotel berbintang hingga homestay di pinggiran kota kini tengah berlomba menyiapkan berbagai promosi menarik. Mulai dari diskon kamar hingga paket spesial makan malam Natal dan pesta kembang api Tahun Baru. “Kreativitas para pelaku usaha pariwisata sangat diandalkan untuk menarik wisatawan lebih banyak,” imbuh Cahya.
Spot Wisata Bakal “Pecah”!
Spot-spot wisata favorit seperti Pantai Senggigi, Gili Trawangan, dan Bukit Malimbu diperkirakan akan menjadi lautan manusia. Tidak ketinggalan destinasi wisata budaya seperti Taman Mayura dan Pura Meru yang selalu menarik perhatian turis mancanegara yang penasaran dengan kekayaan budaya lokal.
Para pelaku usaha di sekitar spot wisata pun mulai bersiap. “Warung makan, penjual oleh-oleh, hingga jasa sewa kendaraan, semua sudah siap menyambut tamu. Ini momentum terbaik untuk kami,” ujar Rahmat, seorang pengusaha sewa motor di kawasan Senggigi.
“Macet Pun Jadi Berkah”
Tidak bisa dipungkiri, ledakan pengunjung biasanya berimbas pada kemacetan di jalan-jalan utama menuju destinasi wisata. Namun, Cahya melihat ini sebagai tanda bahwa pariwisata kembali bergairah. “Kalau sudah macet, itu artinya ekonomi kita sedang bergerak cepat,” selorohnya dengan nada optimis.
Pemerintah Kota Mataram juga telah menyiapkan sejumlah strategi untuk mengantisipasi kemacetan dan memastikan kenyamanan wisatawan. Mulai dari penambahan petugas pengatur lalu lintas hingga penerapan sistem parkir terpusat di beberapa destinasi wisata.
Tantangan: Sampah dan Keamanan
Namun, di balik antusiasme menyambut Nataru, tantangan klasik seperti pengelolaan sampah dan keamanan masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Pemerintah daerah telah menggandeng komunitas lokal untuk membantu menjaga kebersihan di destinasi wisata. “Kami ingin memberikan kesan positif kepada para wisatawan agar mereka kembali lagi,” tegas Cahya.
Di sisi lain, aparat kepolisian dan Satpol PP juga akan meningkatkan patroli untuk menjaga ketertiban dan keamanan selama libur panjang. Fokus utama adalah mencegah tindak kejahatan seperti pencurian dan penipuan yang sering kali meningkat saat keramaian.
“Langit Lombok Akan Berwarna”
Puncak kemeriahan Nataru di Lombok akan dimeriahkan dengan berbagai acara, termasuk pesta kembang api di beberapa lokasi strategis. Hotel-hotel besar di Senggigi bahkan sudah menyiapkan atraksi musik live dan pertunjukan budaya untuk menyambut tahun 2025. “Langit Lombok akan berwarna. Kami ingin wisatawan mendapatkan pengalaman tak terlupakan,” ucap Cahya penuh semangat.
Dengan persiapan matang dari berbagai pihak, momen Nataru di Lombok bukan hanya akan menjadi pundi-pundi ekonomi, tetapi juga ajang promosi pariwisata yang memperkuat posisi Lombok sebagai destinasi unggulan Indonesia. Jadi, sudah siap untuk ikut meramaikan dan menikmati keindahan Lombok? Jangan sampai ketinggalan ya!