banner 728x250
Berita  

BPJS Kesehatan Ditagih Puluhan Miliar, Rumah Sakit Terancam Tumbang, Apa Negara Sudah Lupa?

banner 120x600
banner 468x60

Lombok Barat kembali diguncang dengan kabar yang tak sedap. Dua rumah sakit milik daerah, RSUD Tripat dan RS Awet Muda Narmada, berada di ambang krisis keuangan. Bagaimana tidak? Klaim pasien mereka, yang nilainya mencapai puluhan miliar rupiah, masih belum dibayar oleh BPJS Kesehatan. Ketua Komisi IV DPRD Lombok Barat, Muhali, tak lagi bisa menahan kekesalannya: “Masa iya rumah sakit kita harus ngutang buat operasional? Kalau begini terus, apa pelayanan harus dihentikan?”

Kondisi ini semakin memprihatinkan ketika terungkap bahwa klaim sebesar Rp 19 miliar untuk RSUD Tripat dan Rp 7 miliar untuk RS Awet Muda Narmada sudah terpending sejak Desember 2024. “Dana segitu besar bukan main-main. Ini menyangkut operasional harian, gaji pegawai, dan pelayanan pasien,” ujar Syamsuriansyah, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Lombok Barat.

banner 325x300

Krisis atau Ketidakpedulian?

Masalah ini bukan kali pertama terjadi. Beberapa bulan lalu, DPRD, manajemen rumah sakit, dan Dinas Kesehatan sudah duduk bersama dengan BPJS Kesehatan. Namun, hasilnya nihil. “Kalau masih bisa dipermudah, ngapain dipersulit? Datanya sudah jelas kok, bayar saja,” tegas Muhali dengan nada kecewa.

Yang membuat situasi semakin menggelikan adalah alasan klasik dari BPJS Kesehatan: “Kurang berkas.” DPRD bahkan sudah meminta agar tim verifikator BPJS standby di rumah sakit untuk memastikan klaim tidak bolak-balik hanya karena alasan administratif. Tapi, apa daya, solusi itu seolah masuk telinga kanan, keluar telinga kiri.

Rumah Sakit di Ambang Kehancuran

Sementara itu, rumah sakit tidak tinggal diam. Untuk menutupi kebutuhan operasional, mereka terpaksa meminjam uang ke pihak ketiga. Bayangkan, rumah sakit yang seharusnya menjadi tempat masyarakat mencari kesembuhan justru harus ‘mengemis’ demi bertahan hidup.

“Kalau rumah sakit ditutup, siapa yang mau tanggung jawab? Ini dana negara, harusnya diprioritaskan,” tambah Muhali.

Syamsuriansyah juga menyayangkan sistem manajerial BPJS yang dianggapnya terlalu lamban dan tidak adaptif. “Sistemnya harus diperbaiki. Kalau tidak, masalah ini akan terus berulang,” ujarnya.

Pelayanan Tetap Jalan, Tapi Sampai Kapan?

Kondisi ini tentu saja memengaruhi pelayanan. Meskipun rumah sakit masih beroperasi dengan baik, situasi seperti ini tidak boleh dibiarkan terlalu lama. RSUD Tripat dan RS Awet Muda Narmada sejatinya sedang dalam progres peningkatan kualitas pelayanan, termasuk penambahan fasilitas seperti ruang hemodialisa di RSAM.

Namun, jika masalah klaim ini tidak segera diselesaikan, bisa jadi upaya peningkatan ini hanya tinggal angan-angan. “Kita semua tahu, pelayanan kesehatan adalah ujung tombak kesejahteraan masyarakat. Kalau ini tidak diselesaikan, kita semua yang rugi,” tutup Syamsuriansyah.

Apakah Harus Viral Dulu Baru Bertindak?

Situasi ini menimbulkan pertanyaan besar: apakah BPJS Kesehatan menunggu masyarakat marah besar dan isu ini viral sebelum mereka bertindak? Warga Lombok Barat berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak. Namun, bagaimana itu bisa tercapai jika dana puluhan miliar untuk rumah sakit saja masih menggantung?

Publik menunggu aksi nyata, bukan sekadar janji. Karena di balik angka-angka miliar itu, ada nyawa yang sedang dipertaruhkan.

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *