Dunia maya kembali dihebohkan dengan kasus yang bikin geleng-geleng kepala! Tiga anggota Polri terseret dalam skandal pemerasan senilai Rp 2,5 miliar terhadap puluhan penonton konser DWP, mayoritas warga negara Malaysia. Drama ini berujung pada sidang etik maraton selama 12 jam yang membawa kabar mengejutkan: dua di antaranya resmi dipecat, sementara satu lagi masih menunggu nasib.
Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko, Karopenmas Humas Polri, membeberkan detailnya. Sidang etik yang digelar sejak Selasa hingga Rabu dini hari tersebut menghasilkan keputusan tegas: pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) bagi polisi berinisial D dan Y. Namun, sidang terhadap M diskors dan dijadwalkan berlanjut hari ini.
Dari informasi yang beredar, polisi berinisial D ternyata berpangkat komisaris besar (kombespol), sedangkan Y dan M masih menjadi misteri. Polri sendiri enggan membuka lebih banyak detail, dengan alasan sidang etik masih berjalan. “Keputusan lengkap akan disampaikan lewat konferensi pers usai sidang,” ujar Trunoyudo.
Namun, yang bikin netizen panas bukan cuma pemecatan itu. Skandal ini mencuat karena melibatkan 45 warga Malaysia yang mengaku diperas saat menonton konser DWP di JIExpo Kemayoran. Uang hasil pemerasan diduga mencapai Rp 2,5 miliar. Korban menyebutkan, anggota Polri meminta uang dengan berbagai alasan tak masuk akal, mulai dari “izin khusus” hingga ancaman tindak pidana.
Polri bergerak cepat. Total 18 personel diperiksa dalam kasus ini. Proses sidang etik diawasi langsung oleh Kompolnas sebagai bentuk transparansi dan komitmen terhadap hukum. “Ini untuk memastikan Polri tetap tegas dan jujur kepada masyarakat,” lanjut Trunoyudo.
Netizen bereaksi keras. Tagar #PecatPolri dan #DWPScandal merajai trending topic. Banyak yang memuji langkah Polri untuk membersihkan institusi dari oknum nakal, tetapi tidak sedikit yang merasa duka atas kerusakan citra Polri di mata internasional.
“Rp 2,5 miliar bukan uang kecil, bro! Korupsi kayak gini bikin kita malu sama negara tetangga,” cuit seorang pengguna Twitter.
Kasus ini menjadi pengingat bahwa integritas institusi publik tidak boleh dikhianati oleh segelintir oknum. Kini, masyarakat menunggu hasil sidang etik untuk pelaku terakhir, M. Apakah ia akan menyusul nasib rekannya atau ada kejutan lain? Tunggu update selanjutnya!