Sebanyak 263 perusahaan tambang galian C di Nusa Tenggara Barat (NTB) kini harus main aman. Mereka resmi menyerahkan jaminan kesungguhan ke Bank NTB Syariah. Jumlahnya? Variatif, mulai dari Rp20 juta hingga Rp50 juta, tapi jangan terkecoh—itu angka per hektare!
“Lombok Timur paling mendominasi,” ujar Sahdan, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi NTB. Tapi ketika ditanya total nilai jaminan yang terkumpul, ia menolak merinci. “Kalikan saja, ya,” katanya sambil tersenyum penuh teka-teki.
Kenapa jaminan ini penting? Ternyata, ada jejak hitam di balik dunia tambang NTB. Beberapa perusahaan kabur begitu saja setelah mengeruk sumber daya alam, meninggalkan lingkungan rusak dan pemerintah daerah pusing tujuh keliling. Kali ini, aturan main lebih ketat. Tidak ada jaminan, tidak ada izin.
“Ini antisipasi. Jangan sampai kejadian buruk berulang, baru kita panik bergerak,” tambah Sahdan. Jadi, uang jaminan ini tidak hanya untuk gaya-gayaan di rekening pemerintah, tapi juga jadi senjata pamungkas jika perusahaan ingkar janji. Reklamasi harus selesai sesuai kontrak, kalau tidak? Jaminan kesungguhan cair untuk pemerintah, izin usaha dicabut, dan denda administratif melayang.
Menariknya, uang jaminan itu tidak langsung lenyap di tangan pemerintah. Kalau perusahaan tambang mengikuti aturan main, menyelesaikan reklamasi, dan mengembalikan kondisi tambang seperti semula, mereka bisa menarik kembali uangnya. Tapi sekali kabur, bye-bye dana jaminan.
Sahdan memastikan bahwa sistem ini tidak hanya sebagai formalitas. “Uang yang dicairkan akan ditampung di BPKAD dan digunakan untuk mengembalikan kerusakan lingkungan,” ujarnya. Jadi, ini lebih dari sekadar peringatan—ini adalah janji untuk menjaga NTB dari kerusakan yang lebih dalam.
Bagi perusahaan yang masih berpikir dua kali soal reklamasi, pesan Sahdan sederhana: patuhi aturan atau hadapi konsekuensinya. Pemerintah NTB tidak lagi main-main, dan jelas, mereka juga tidak akan lagi membiarkan tambang-tambang “hit and run” berlalu begitu saja.
Bagaimana menurut Anda? Apakah sistem ini cukup kuat untuk menahan gelombang pelanggaran, atau hanya jadi drama baru di dunia tambang NTB? Satu hal yang pasti, uang ratusan juta kini menjadi taruhan nyata!