Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar memastikan bahwa biaya haji 2025 akan lebih terjangkau, dengan penurunan sekitar Rp 4 juta dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang sejak awal meminta agar jamaah dapat menikmati layanan berkualitas tanpa harus terbebani biaya tinggi.
“Kami di Kemenag dan Badan Penyelenggara Haji (BPH) diminta Presiden untuk mencari solusi konkret. Penurunan ini adalah langkah awal untuk memastikan pelaksanaan haji semakin efisien dan tetap berkualitas,” ujar Nasaruddin di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (6/1).
Efisiensi dan Pengawasan Ketat
Penurunan biaya ini tercapai setelah serangkaian pertemuan intensif antara Kementerian Agama dan Komisi VIII DPR RI. Nasaruddin menjelaskan bahwa timnya melakukan penyisiran menyeluruh untuk memangkas biaya-biaya yang tidak perlu. Selain itu, mereka juga berfokus pada upaya meminimalkan potensi penyimpangan.
“Setiap pengeluaran kami evaluasi. Biaya yang tidak relevan kami potong. Fokus kami adalah penghematan tanpa kompromi terhadap kualitas layanan,” tambah Nasaruddin.
Detail Komponen Biaya Haji 2025
Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) 2025 ditetapkan sebesar Rp 89.410.258,79, turun dari usulan awal Rp 93.389.684,99. Dari jumlah tersebut, biaya perjalanan ibadah haji (Bipih) yang dibebankan langsung kepada jamaah adalah Rp 55.431.750,78 atau sekitar 62 persen dari total BPIH.
Ketua Panitia Kerja (Panja) Haji DPR RI, Abdul Wachid, menjelaskan bahwa pengelolaan nilai manfaat keuangan haji juga memberikan kontribusi signifikan, yakni sebesar Rp 33.978.508,01 atau 38 persen dari total BPIH.
“Kesepakatan ini melibatkan penggunaan kurs mata uang yang stabil, yaitu Rp 16.000 untuk dolar Amerika Serikat dan Rp 4.266,67 untuk riyal Saudi,” ungkap Wachid.
Anggaran Fokus pada Pelayanan Inti
Dana yang terkumpul akan dialokasikan untuk berbagai kebutuhan inti jamaah, seperti transportasi udara, akomodasi di Mekkah dan Madinah, serta uang saku selama di Tanah Suci. Upaya ini bertujuan untuk memastikan setiap jamaah mendapatkan pengalaman ibadah yang nyaman dan bermakna.
Dukungan Publik untuk Langkah Progresif
Langkah Kemenag ini mendapat apresiasi luas. Penurunan biaya haji dianggap sebagai terobosan positif yang membuktikan komitmen pemerintah dalam melayani rakyat. Salah satu jamaah asal Jakarta, Ibu Rina (45), menyatakan rasa lega atas penurunan ini.
“Beban kami jadi lebih ringan. Semoga kualitas pelayanannya tetap bagus, ya,” katanya.
Harapan untuk Tahun-Tahun Mendatang
Dengan pencapaian ini, Nasaruddin berharap pola efisiensi dan transparansi yang diterapkan tahun ini bisa menjadi standar bagi pelaksanaan haji ke depan.
“Kami berkomitmen untuk terus memperbaiki sistem penyelenggaraan haji agar lebih efektif dan efisien,” pungkasnya.
Presiden Prabowo juga diyakini akan terus memantau perkembangan ini demi memastikan keberlanjutan pelayanan terbaik untuk para jamaah haji Indonesia.
Ini bukan hanya soal angka, tetapi juga soal memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi jamaah untuk menjalankan ibadah di Tanah Suci.